Download Tutorial Lengkap (PDF 1,309 KB)
Bagaimana merakit Free Flight Glider A2 (F1A) Super Endure 2200 CF Competition
Pesawat model Glider A2 Super Endura 2200 CF Competition merupakan pesawat layang model terbang bebas yang khusus dirancang untuk mencapai prestasi ketahanan diudara (endurance). Mengingat fungsinya untuk berlomba, maka perakitan model ini tidak ditujukan untuk dibuat oleh pemula, mengingat faktor kesulitan serta ketelitian dan ketepatan sangat di tuntut dalam perakitan pesawat model Glider A2 ini.
Pada pesawat Glider A2 ini, sayap dirancang untuk bekerja dengan koefisien gaya angkat yang hampir seragam. Sayap bagian luar sengaja tidak dipasang wash- out untuk mencegah terjadinya tip stall, maka sayap luar yang dilengkapi air foil khusus ini tidak boleh terpasang twist wash in didalam proses pembuatannya, sebab distribusi gaya angkatnya memang sudah dirancang kritis.
Untuk mendukung fungsi sebagai pesawat layang yang efisien, maka keseluruhan permukaan pesawat ini nantinya harus di finishing dengan proses modern dengan dope sanding sealer, sehingga memberikan permukaan yang tahan air.
Sebagai pesawat yang dirancang untuk ketahanan melayang di udara, memiliki sayap ber aspek rasio tinggi yang dilengkapi dengan turbulator, dengan konfigurasi hedral sayap dan ekor vertikal serta stabilo yang ada, pesawat ini sudah akan memiliki kestabilan longitudinal, lateral, dan direksional yang cukup untuk membantunya mencapai prestasi puncak.
Komponen yang dibutuhkan
Komponen yang terdapat pada unit Glider A2 Super Endura 2200 ARF adalah :
No |
Nama Komponen |
Qty |
Bahan |
Uk. Bahan |
|
Sayap |
|
|
P |
L |
1 |
Sayap Dalam |
2 |
Balsa |
70 |
15 |
2 |
Sayap Luar |
2 |
Balsa |
40 |
15 |
3 |
Central Joiner |
2 |
Baja |
15 |
|
4 |
Dihedral Joiner |
2 |
Triplek - CF |
6 |
|
|
Fuselage |
|
|
|
|
5 |
Bodi bag depan |
1 |
Fiberglass |
30 |
5 |
6 |
Tail Boom |
1 |
Fiberglass-CF |
70 |
2 |
7 |
Benang nilon |
2 |
Nylon |
90 |
|
8 |
DT Timer + Servo |
1 |
Electronic |
4 |
3 |
9 |
Frame |
1 |
Balsa 3 mm |
6 |
2 |
10 |
Ballast |
15 |
Timbal |
1 |
1 |
|
Tail Section Stabilizer |
|
|
|
|
11 |
Stabilo |
1 |
Balsa |
50 |
10 |
12 |
Fin & Rudder |
1 |
Balsa 3 mm |
10 |
6 |
|
Accessories |
|
|
|
|
13 |
Karet Gelang |
2 |
|
|
|
14 |
Kait Penarik |
1 |
|
|
|
15 |
Tali Penarik |
1 |
|
|
|
16 |
Batt Lipo Charger |
1 |
Charger DT Timer |
|
|
Peralatan dan material pendukung yang diperlukan dalam perakitan Glider A2 adalah
1 Pisau cutter ukuran besar
2 Amplas kasar dan halus
3 Penggaris
4 Alat-alat tulis
5 Lem Epoxy 5 menit
Perakitan badan
Badan bagian depan yang terbuat dari fiberglass kita rekatkan ke tail boom yang merupakan bahan komposit fiberglass carbon fiber. Pergunakan lem Epoxy untuk penyambungan ini dan pastikan bahwa permukaan yang akan dilem tidak tertutup cat atau pelapis. Oleh karenanya sebaiknya kedua sisi permukaan yang akan direkatkan diampelas dahulu dengan ampelas kasar no.120 dengan panjang bidang perekatan sekitar 5 cm.
Pastikan penyam-bungan lurus dan kuat dengan meletakkan bagian yang disambung di atas meja atau lantai yang datar dengan garis bantu yang sesuai.
Perakitan sayap
Empat bagian sayap Glider A2 ini akan dirakit yaitu sayap tengah dan sayap tepi dengan sambungan hedral bersudut tertentu sehingga tepi sayap terangkat sekitar 13 cm. Untuk itu anda perlu menggunakan lem epoxy 5 menit yang diterapkan pada permukaan bidang yang direkatkan dan juga sambungan hedral ke celah spar sayap pada sayap tepi kiri dan kanan, sayap tengah kiri dan kanan.
Untuk memastikan tinggi sudut hedral dengan tinggi tepian sayap yang persis sama, pergunakan ganjal yang kita letakkan di bawah tepi sayap kanan dan kiri. Sudut hedral diperlukan untuk kestabilan terbang, meskipun demikian fungsinya yang lain yaitu sebagai penyambung konstruksi sayap yang menahan beban memang tidak boleh di remehkan.
Pemasangan Sayap ke badan
Penyambung sayap bagian tengah ( central joiner ) dibuat dari baja 4mm di bagian depan dan baja 2 mm di bagian belakang.
Penyambungan ini harus dilakukan dengan cara menyisipkan batang baja ke lobang yang bersesuaian pada badan, dan kita masukkan batang baja tersebut ke lobang pada sayap sayap kiri dan kanan, terutama baja 4 mm yang tepat masuk ke lobang pada spar sayap kiri dan kanan.
Salah satu pantangan yang perlu selalu diperhatikan pada saat merakit sayap adalah kemungkinan adanya Twist dalam arah bentang sayap. Kondisi twist jika memang tidak dikehendaki, akan menurunkan efisiensi sayap glider kita ini yang berakibat menurunnya prestasi pelayangan model tersebut.
Perakitan ekor vertikal
Ekor vertikal yang terdiri dari fin dan rudder terbuat dari balsa 3 mm, keduanya kita hubungkan dengan engsel kain yang dilemkan secara zig-zag. Ekor ini selanjutnya kita tanam pada badan di bagian belakang dengan posisi yang tepat tegak lurus terhadap dudukan sayap dan lurus kebelakang jika kita lihat dari hidung pesawat.
Gerakan rudder kita batasi yaitu 00 ke kiri dan 30 ke kanan dengan memberikan pembatas dari kayu balsa yang kita rekatkan dengan lem cyanoacrylate (CA).
Rudder dan horn kita buat dari balsa 3 mm dan kita rekatkan posisinya pada rudder. Benang gelombang dari nilon berdiameter 0.6 mm kita ikatkan pada rudder horn kiri dan kita tarik ke depan dihubungkan dengan kait penarik. Sedangkan lengan horn kanan kita tarik dengan karet gelang untuk menjadikannya mekanisme rudder otomatis ( Automatic rudder).
Pemasangan Ekor Horizontal (Stabilo)
Ekor horizontal atau stabilo diletakkan di atas dudukannya di sisi belakang tail boom. Di sisi atas stabilo terdapat tangkai penahan ikatan. Ke bagian depan tangkai penahan diikat dengan karet gelang ke sisi kiri dan kanan melalui bawah tail boom. Karet gelang ini akan menarik stabilo sehingga terangkat 45 derajat untuk proses pengeremen keluar thermal (dethermalizer disingkat D/T).
Ke sisi belakang tangkai penahan diikat dengan tali nilon yang masuk ke dalam tail boom dan tersambung ke D/T timer.
Pada saat timer di reset dan memulai penghitungan waktu, tali nilon tertarik ke depan dan ditahan oleh tuas servo timer dethermalizer. Stabilo terpasang mendatar dan pesawat mampu terbang melayang seperti biasa.
Jika timer sudah berjalan sampai waktu yang ditentukan, tuas servo penahan berputar ke dalam dan tali nilon terlepas ke belakang membuat stabilo terangkat membentuk sudut 45 derajat dan pesawat masuk ke dalam fasa pengeremen, terbang menuruni ketinggian ke luar thermal hingga mendarat.
Ballast dan CG
Masukan pemberat dari timbal atau timah hitam pada hidung pesawat model di tempat yang telah disediakan. Stabilo kita ikatkan pada badan bagian belakang dengan karet gelang dan model kita kita pegang pada titik beratnya sekitar 6.5 – 7.5 cm dari Leading Edge Sayap. Timbal kita tambahkan di hidung model hingga pesawat dirasakan tidak berat ke belakang dari titik berat yang ditentukan.
Posisi Kait dan Posisi CG
Jika titik berat model sudah ditetapkan, kita bisa menutup hidung model pesawat dengan balsa penutup yang telah disiapkan sebelumnya kita perhatikan posisi kait penarik yang berada 150 didepan titik berat agar membuat penarikan menjadi aman dan stabil.
Pemasangan Sayap
Pasangkan sayap pada badan dengan bantuan wing joiner baja 4 mm dan 2 mm yang tersedia. Usahakan agar pemasangan sambungan sayap ini cukup kuat, pas dan tidak goyang. Pergunakan selotape bila perlu untuk mengunci posisi sayap kiri dan kanan agar tidak mudah lepas.
Chek bentangan sayap yang terpasang untuk memeriksa apakah terjadi twist yang tidak diharapkan. Gejala ini dikenali dengan memperhatikan sayap bagian tengah dan sayap tepi. Twist sayap yang tidak seragam dibagian kiri dan kanan akan membuat pesawat tidak bisa melayang dengan baik
Twist sayap yang terjadi khususnya di tepi sayap (wing tip) dengan bagian trailing edge yang lebih rendah dari leading edge akan dapat menyebabkan pesawat mengalami tip stall sehingga sulit untuk bisa terbang melayang dengan baik.
Balancing Lateral
Timbang pesawat dalam arah lateral (guling) perhatikan barangkali sayap kiri dan kanan tidak seimbang beratnya. Letakkan dan lemkan pemberat atau paku kecil diujung sayap yang lebih ringan untuk membuatnya seimbang.
Berat 430 gram
Model yang telah di balance dapat ditimbang secara keseluruhan dengan timbangan atau neraca dan usahakan beratnya tidak terlalu menyimpang dari target yaitu sekitar 430 gr agar prestasi layangnya bagus.

Bersambung ...