Pada pesawat terbang model, engine atau motor merupakan salah satu penghasil daya dorong yang memberikan efek demikian besar terhadap pergerakan pesawat model itu sendiri. Pada umumnya sistim penghasil daya propulsi, dalam hal ini propeller atau kipas atau fan, seringkali langsung dipasangkan pada poros engine tersebut. Akibat dari daya dorong atau thrust yang dihasilkannya, maka pemasangan engine atau motor merupakan penentu dari arah daya dorong atau thrust. Untuk itu, ada 3 hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemasangan engine atau motor.
Pertama adalah dari segi struktural. Untuk masalah struktur, kita harus melihat pemasangan engine dari segi kekuatan dan kekokohannya. Kuat dalam arti engine tidak akan lepas ataupun strukturnya masih mampu untuk menahan daya tarik atau dorong yang ditimbulkan oleh propeller atau kipas yang menempel pada engine tersebut. Kokoh dalam hal ini, engine terpasang dengan kuat dan tidak lepas akibat adanya getaran yang ditimbulkannya. Adanya getaran memang memberikan suatu hal yang kritis, khususnya dalam masalah struktural. Hal ini sering sekali dibahas dan memberikan banyak sekali masalah bagi pesawat terbang model. Beberapa sistim untuk pemasangan mesin yang saat ini diedarkan di pasaran sudah dilengkapi dengan peredam getaran atau vibration damper yang sangat membantu dalam hal ini.
Hal kedua yang harus diperhatikan adalah arah pemasangannya. Engine atau motor pada umumnya dipasang pada arah-arah tertentu. Pesawat-pesawat aerobatik seringkali memasang atau memerlukan engine atau motor dalam arah sejajar dengan garis thrust lainnya. Pesawat-pesawat dari jenis trainer perlu dipasang engine atau motornya agak menukik atau down thrust, hal ini ditujukan untuk mengantisipasi kecenderungan pesawat menengadah atau menanjak apabila kita memberikan pembukaan throttle yang besar. Untuk pesawat-pesawat dengan ekor vertikal yang menjulang ke arah atas, engine atau motor perlu dipasang agak mengarah ke kanan atau right thrust. Besarnya sudut kemiringan ke arah kanan adalah sekitar 3 derajat, yang bertujuan untuk mengantisipasi prop wash yang membentur ekor vertikal di atas. Adanya prop wash ini memberikan kecenderungan pesawat mengarah ke kiri, sehingga belokan ke arah kanan atau right thrust akan mengantisipasinya.
Satu hal lagi yang perlu diperhatikan adalah penempatan posisi dari engine atau motor terhadap badan pesawat. Engine memberikan berat yang cukup berarti bagi pesawat itu sendiri. Oleh karena itu, penempatan posisinya juga akan menentukan keseimbangan dari titik berat pesawat. Posisi-posisi komponen yang lain seperti spinner, juga harus diperhatikan agar cukup sesuai. Mengingat bahwa spinner terpasang pada engine, maka pemasangan enginelah yang harus diatur posisinya sehingga bersesuaian dengan komponen-komponen pesawat terbang yang lain.
Engine Mount
Engine mount atau dudukan engine pada umumnya merupakan suatu struktur penyangga yang secara langsung memegang engine itu sendiri. Strukturnya terdiri atas beberapa macam, mulai dari batang cantilever hingga serangkaian kombinasi baud dan mur yang dapat diatur posisinya. Dudukan engine atau engine mount dapat kita buat sendiri, baik dari kayu lapis atau triplek, serangkaian baud ataupun kita dapat membelinya dalam kondisi siap pakai. Beberapa produsen dudukan engine komersial saat ini sudah demikian banyak, seperti Great Plane, Dubro ataupun dari beberapa merk terkenal lainnya seperti Goldberg. Dudukan engine seringkali juga terpasang secara terintegrasi dengan posisi dudukan roda depan atau nose wheels. Hal ini disesuaikan dengan penempatan posisi yang seringkali berhimpitan di bagian depan.
Mudah diatur
Pengaturan posisi engine atau motor seringkali masih diperlukan ketika kita melakukan penerbangan uji atau flight test. Pada penerbangan di tahap-tahap awal, kita mengetahui pesawat cenderung terbang tidak lurus, selalu mengarah ke kiri ataupun menengadah apabila diberikan bukaan throttle yang besar. Pengaturan kemiringan engine atau motor, baik ke arah bawah maupun ke arah samping, haruslah masih memungkinkan untuk dilakukan di lapangan. Hal ini tentunya harus diperhatikan, mengingat bahwa permasalahannya akan menjadi kritis apabila pemasangan engine ini tidak dapat diandalkan dan dapat lepas atau tidak menjadi kokoh pada beberapa uji coba terbang.
Berbagai posisi
Saat ini beberapa posisi dimungkinkan untuk memasangkan engine dengan menggunakan konfigurasi struktur yang berbeda. Untuk pemasangan engine atau motor dengan mengambil sisi kiri dan kanan, kita akan memerlukan dudukan engine/motor yang menjulur ke depan. Berbagai dudukan engine dan motor komersial saat ini tersedia dengan konfigurasi yang menjulur ke arah depan. Untuk pemasangan ini, anda cukup memasangkan 4 buah baud dan mur 3 mm terhadap lubang-lubang yang sudah diberikan pada sisi kiri dan kanan dudukan engine/motor. Ada baiknya anda mempergunakan mur dengan sisipan nylon untuk menjaga baud dudukan mesin ini tidak mudah terlepas ketika dipasangkan, khususnya dalam mengantisipasi getaran.
Metode pemasangan yang lain adalah dengan memasang di sisi belakang dari engine atau motor. Hal ini biasanya dilakukan untuk engine atau motor yang berukuran besar dan memerlukan pengaturan yang lebih banyak. Untuk pemasangan engine atau motor di bagian belakang diperlukan suatu dinding belakang atau back plate yang dapat kita buat dari plat logam, yang dalam hal ini adalah alumunium dural dengan ketebalan 2 atau 3 mm. Dudukan plate belakang selanjutnya kita hubungkan ke dinding pada badan yang disebut sebagai fire wall dengan 4 buah baud dan mur berdiameter 5 atau 6 mm. Pemasangan engine atau motor dengan bagian sisi belakang atau back plate akan lebih mudah untuk diatur ke arah bawah down thrust atau ke arah samping right thrust.
Untuk engine atau motor lainnya perlu diperhatikan komposisi atau efek yang akan terjadi dengan unsur aerodinamikanya. Sebagai contoh, engine yang dipasangkan di bagian belakang akan bersifat sebagai pendorong atau pusher. Untuk itu maka konfigurasi belokan ke arah kanan atau bawah harus dipertimbangkan kembali, mengingat bahwa posisinya masih memungkinkan baling-baling yang memberikan prop wash pada sisi ekor vertikal. Pesawat-pesawat yang berkonfigurasi ekor di atas, seringkali tidak begitu terpengaruh dengan komposisi baling-baling dan enginenya, namun pemasangan engine yang dapat diatur, masih dapat memudahkan kita melakukan perubahan atau adjusment selama uji terbang yang sangat esensial untuk memberikan pesawat yang terbang dengan pengendalian sepenuhnya dan pengaturan yang terprediksi.